Monday, 2 August 2010

Foto Empat Planet di Atas Kota Solo Saat Matahari Tenggelam


Foto 4 planet (merkurius, venus, mars, saturnus) di atas kota Solo saat matahari tenggelam diabadikan oleh Jia Hao dari puncak gunung Lawu (3265 mdpl). Sungguh mengesankan!!!


Penjelasan: Foto matahari terbenam yang memukau ini diambil dari puncak Gunung Lawu vulkanik, 3.265 meter di atas permukaan laut, pada tanggal 21 Juli. Pandangan melihat arah barat, ke arah lampu-lampu kota Surakarta (alias Solo), Jawa Tengah, Indonesia. Dua puncak gunung berapi lainnya, Merapi tajam (kiri) dan Merbabu terletak di sepanjang cakrawala berwarna-warni. Empat planet bersinar di langit senja di atasnya. Menyebar dekat bidang dari ekliptik adalah Merkurius, Venus, Mars, dan Saturnus, bersama dengan Regulus cerah, alpha dari konstelasi bintang Leo. Bahkan, keempat planet masih bersinar di langit barat saat matahari terbenam, dengan Venus, Mars, dan Saturnus dikelompokkan jauh lebih ketat akhir pekan ini dan pada awal Agustus. Pada 12 Agustus sebuah bulan sabit muda akan bergabung dengan planet empat matahari terbenam.


Sayang bukan orang Indonesia sendiri yang mengambilnya. Apakah kita sebenarnya kurang bisa mensyukuri apa yang kita punya.

Sumber : http://apod.nasa.gov/apod/ap100731.html




Read More...

Friday, 11 June 2010

Fenomena Alam, di langit Yogyakarta, 11-Juni-2010 pukul 17.45



Muncul fenomena aneh seperti dulu waktu mau gempa di Yogyakarta??? Dari teman yang dulu katanya begitu pas di jogja. Apa yang sebenarnya terjadi dari fenomena seperti itu? Semoga saja ini pertanda yang baik saja :)

Saya masih ingat pada kuliah sistem aquisisi data kemarin. Sempat dosen saya menceritakan dan membahas fenomena yang mirip seperti itu, pada saat mempelajari tentang earthquake alarm. Artikelnya bisa dilihat pada alamat di bawah ini. Apakah ini sama dengan yang disebut mysterious lights. Kalau memang fenomena itu sama maksudnya dengan kuliah saya itu, dari yang saya tangkap, itu karena ada gerakan-gerakan atau gesekan bumi yang menyebabkan adanya gelombang elektromagnetik yang kemudian bisa nampak di atmosfer bumi.


MYSTERIOUS LIGHTS: Changes in the ion concentration in the air could be the cause of lights such as these, seen prior to a Japanese earthquake in 1966 and Canada.




Beberapa alamat yang bisa dijadikan referensi :
http://solar-center.stanford.edu/SID/educators/IEEE_Spectrum_12_2005.INT.pdf
http://psychedelicadventure.blogspot.com/2008/09/florida-sky-phenomena.html
http://unik.kompasiana.com/2010/06/12/membaca-fenomena-awan-di-yogyakarta/
http://www.prasaja.web.id/2010/06/fenomena-aneh-langit-bergaris-di-kota.html




Foto-foto fenomena langit yang saat itu terekam.

















Read More...

Tuesday, 30 June 2009

Buat Apa Berdoa Kalau Sudah Ada Takdir??

Apakah takdir bisa diubah?
Apakah doa bisa mengubah takdir?


Saat sekolah dulu, saya ingat pada pelajaran agama. Diterangkan ada takdir yang bisa diubah dan ada takdir yang tidak bisa diubah. Takdir yang tidak bisa diubah yaitu seperti rezeki, jodoh dan mati. Pernah suatu kali saya menanyakan pada salah satu guru agama saya di SD, ”Mengapa takdir itu tidak bisa diubah?”. Saat itu guru saya menjawab, ”Kalau takdir merupakan ketentuan Allah dan takdir itu merupakan salah satu rukun iman jadi kita harus mempercayainya.” Sebenarnya saat itu saya merasa masih belum puas dengan penjelasan guru saya saat itu, tetapi karena saat itu saya merasa masih banyak yang perlu dipelajari hingga saya merasa nantinya saya juga bisa mampu memahami, saya berhenti menanyakannya. Di SMP, SMA bahkan perguruan tinggi pun ada mata kuliah agama walaupun cuma 2 SKS, saya ketemu kembali dengan pelajaran tentang takdir. Pemahaman dari pelajaran tentang takdir yang saya terima saat itu masih sama seperti pada waktu yang saya terima pada waktu SD.


Sampai suatu kali pada saat saya masih kuliah di Semarang, saya mengalami sesuatu yang penting. Seseorang yang ada di Jakarta yang sebenarnya menurut saya saat itu dia bersalah, seakan-akan seperti membela diri, merasa tidak bersalah dengan tindakannya, dengan mengatakan, ”Kamu percaya takdir nggak sih?”. Jiwa dan hati saya saat itu ingin berteriak. Mengapa suatu kesalahan dianggap suatu takdir yang alih-alih sebagai pembenaran. Sebenarnya bagaimana sih takdir itu? Lalu buat apa berdoa kalau sudah ada takdir? Saya menjadi malu rasanya saat itu, bukan pada orang itu tetapi pada Allah SWT. Ternyata selama ini pemahaman ilmu agama saya cuma berada di permukaan. Padahal kita tahu takdir merupakan salah satu rukun iman Islam. Dasar pondasi ilmu Islam yang seharusnya terlebih dulu kuat, kalau kita memang mengakui sebagai seorang muslim.


Saat itu saya jadi teringat juga dengan kata-kata candaan dari salah seorang teman saya yang kuliah di Al Azhar University, Mesir, yang acara favorit TV-nya yaitu Adzan Maghrib. ”Buat apa belajar Fisika? Bikin mumet dan ruwet. Makanya belajar tuh Al Quran dan Al Hadist”, kata teman saya saat itu. Teman saya itu sebenarnya sudah memahami benar, kalau temannya ini mungkin adalah salah satu orang yang
dipilih dan diamanahi oleh yang Maha Kuasa untuk mendalami ilmu Fisika yang nantinya akan bisa ikut mengungkap tabir Al Quran dari ilmu Fisikanya dan bermanfaat buat umat, hehe...amin..3x.


Kembali kepada pembahasan takdir lagi ya. Akhirnya mulai saat itu saya berburu mencari ilmu tentang takdir. Saya merasa ada begitu banyak yang belum saya memahaminya, termasuk sampai sekarang pun saya masih merasa masih belum puas. Saya merasa setiap memahami suatu tahap tertentu ternyata masih banyak hal yang belum saya ketahui.


Dari pengajian-pengajian, buku-buku, internet atau orang-orang yang mumpuni dalam hal agama, saya coba hubungi atau bahkan saya datangi. Pernah ada sebuah buku yang belum diterbitkan tapi saya sudah tahu iklannya kalau akan diterbitkan, saya berusaha menghubungi penerbitnya untuk segera mendapatkan bukunya. Sampai-sampai dikira pengusaha toko buku yang mau borong bukunya, padahal cuma mau beli satu buku saja. Perburuan dan semangat ingin tahu saya saat itu jauh melebihi ketika saya sedang menggarap skripsi. Saat itu saya merasa sedang sangat membutuhkan cahaya terang yang seakan-akan saya seperti sedang tersesat berada di hutan belantara yang gelap gulita. Saya makin menyadari manfaat ilmu yaitu sebagai cahaya perjalanan kehidupan kita agar kita bisa termasuk golongan orang yang selamat dan bahagia di dunia ini bahkan sampai di akhirat nanti. Seperti kita tahu Islam berasal dari kata aslama yang berarti selamat. Semoga kita termasuk golongan orang yang selamat dan bahagia di dunia hingga sampai di akhirat, amin...3x.


Selama ini ternyata kita terkukung di dalam pemikiran yang kurang benar atau tepat, yang menurut saya bukan pemikiran seorang islam yang benar-benar islam dan malahan membuat kita jadi tidak maju. Saya baru menyadarinya, mengapa kita khususnya orang Indonesia lebih lambat perkembangannya dibandingkan dengan negara-negara yang maju. Ini terjadi karena salah satu kesalahannya ada di pikiran kita sendiri. Pemikiran yang telah tercipta sejak dulu kala. Pemikiran yang mengatakan misal seperti ”Kalau takdirnya melarat (miskin) ya seumur-umur melarat (miskin), wes nrima wae (dah terima aja).” atau ”nrima ing pandum wae”. Pemikiran-pemikiran atau doktrin-doktrin yang seakan-akan checkmate atau harga mati, yang tidak bisa diubah. Padahal pemikiran yang benar yang berasal dari pemahaman keimanan yang benar pula yang merupakan salah satu unsur pondasi SDM (Sumber Daya Manusia) yang bisa bikin manusia atau suatu bangsa maju.


Nasib seseorang mencerminkan karakter, sementara karakter berasal dari kebiasaan serta tindakannya, dan tindakan berasal dari pikiran yang bermuara dari perasaan. Ilustrasi sederhananya adalah perasaan => pikiran => tindakan => kebiasaan => karakter => nasib. Nasib, karakter, kebiasaan adalah sesuatu yang tampak, sementara pikiran dan perasaan adalah energi kuantum yang tak tampak.


Takdir kita bagaimana nantinya hanya Allah lah yang Maha Mengetahuinya.


Takdir memang ada dua, takdir yang bisa diubah dan takdir yang tidak bisa diubah. Takdir yang bisa diubah yaitu rezeki, jodoh, mati dan lainnya. Takdir yang tidak bisa diubah yaitu takdir jenis kelamin. Kalau seorang laki-laki mengubah jenis kelamin menjadi wanita dengan cara dioperasi pun, ya dia tetap laki-laki juga.


Pada saat kita berumur 4 (empat) bulan berada di dalam kandungan ibu, ditulislah tentang kehidupan kita tentang rezeki, jodoh, mati dan amal. Amal ternyata sudah ditentukan pula selama kita berada di dunia ini. Bagaimana dengan di akhirat nanti jika amal yang sudah tertulis tidaklah cukup untuk timbangan di akhirat? Takdir yang bisa diubah itu dapat diubah dengan cara berdoa, usaha (ikhtiar) dan sodaqah.


”Tidak ada yang menolak takdir kecuali doa”, (H.R Ahmad).


”Allah Menghapuskan apa yang Dia Kehendaki dan Menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul Kitab (Lauh Mamfuzh)”, (Q.S. 13:39).


Sebenarnya banyak hal ayat-ayat alquran atau hadis yang mendukungnya. Nah loh, kita makin bisa lebih beriman dan cinta ma Allah kan? Setelah kita makin lebih mengetahui ilmunya. Kalau Allah Maha Bijaksana, Allah Maha Mengetahui usaha hamba-hambanya dan Allah tidak akan menyia-nyiakan usaha hambanya.


Semoga kita menjadi hamba Allah yang selalu mempunyai semangat beribadah, berusaha, berdoa dan beramal demi kehidupan kita yang makin lebih baik di dunia dan di akhirat, amin...3x.


Maaf, kalau tulisan saya ini ada yang salah atau ada kekeliruannya. Masukan dan kritikan dengan senang hati saya akan menerimanya. Terimakasih.
Read More...

Tuesday, 5 May 2009

Perhitungan Manusia Tidaklah Selalu Tepat

Mungkin banyak sebagian orang berpikir kalau sewaktu masa kecilnya pintar karena selalu mendapatkan juara maka besarnya jadi orang hebat. Ya mungkin benar seperti itu pada umumnya. Tetapi perlu diketahui selama masa pertumbuhan banyak faktor atau variabel yang mempengaruhinya. Bukan cuma kecerdasan (IQ) tapi banyak hal yaitu kecerdasan lain dan lingkungan.

Coba kita bayangkan sebuah mobil yang paling canggih balapan melaju dengan sebuah sepeda. Kita pasti sebelumnya berpikir mobillah yang pertama sampai di garis finish. Kenyataan tidak pasti demikian karena perhitungan manusia memang tidak selalu tepat begitu. Mobil yang melaju tidaklah selalu melaju dengan lancar, bisa saja karena suatu kondisi tertentu seperti adanya hambatan pohon besar yang tumbang di tengah jalan. Kita bisa tahu kan kondisi seperti itu bukanlah suatu hambatan bagi orang yang hanya naik sepeda ontel sehingga orang yang memakai sepeda ontel itu dapat mencapai garis finish duluan.
Read More...

Sunday, 19 April 2009

Semangat Hidup Sahabatku Yang Hydrocephalus


Beberapa bulan yang lalu, aku dan ibuku berkunjung ke rumah sakit yang paling bagus dan termasuk mahal yang ada di Surabaya. Memasuki rumah sakit itu serasa ada di negeri Cina, habis tamu-tamunya itu isinya kebanyakan orang keturunan Cina. Walaupun mereka bisa berbahasa Indonesia, mereka kebanyakan ngomongnya memakai bahasa mandarin. Aku dan ibuku terkesan dengan orang-orang keturunan Cina di Surabaya. Beberapa kali bertemu dengan mereka, hampir semua tempat di Surabaya, mereka ramah-ramah dan kadang mereka yang menyapa lebih dulu atau yang mengajak ngobrol, memakai bahasa Jawa lagi. Beda banget dengan orang-orang keturunan Cina yang ada di Solo. Itu sih kesan aku sih.

Terdengar suara teriakan cewek agak sedikit manja memanggil-manggil perawat dan sepertinya sangat-sangat membutuhkan sesuatu, tetapi yang dipanggil belum datang-datang. Kebetulan aku berada di dekatnya, aku berusaha menolongnya. Dari situ aku mulai kenalan sama cewek itu.

Cewek itu keturunan Cina, orang Surabaya. Kepalanya sedikit lebih besar dari ukuran tubuhnya. Kurang propsional dengan tubuhnya. Dari ceritanya dia dirawat di rumah sakit itu karena dia menderita penyakit hydrocephalus. Hydrocephalus yaitu penyakit di mana otak terdapat cairan, sehingga adanya tambahan volume cairan kepala menjadi lebih besar. Dia sendiri di sana. Orang tuanya, dua-duanya sudah meninggal. Teman-temannya hampir semua selalu menjenguknya. Kakaknya kerja di Jakarta, cari duit buat biaya pengobatannya.

Kalau dia lagi cerita tentang keajaiban hidupnya, dia kelihatan semangat. Dia merasa sampai umur seperempat abad masih bisa hidup dan bisa beraktivitas karena adanya keajaiban. Keajaiban yang datang dari doa dan keyakinannya yang terus-menerus, termasuk datang dari seluruh teman, kerabat, bahkan beberapa pendeta dari semua gereja yang ada di Surabaya. Aku tahu itu ketika mereka menjenguk temanku itu dan mendoakannya bersama-sama dengan khusyuk.

Dia sebenarnya sudah divonis dokter kalau dia tidak bisa hidup mencapai umur sampai 19 tahun. Seharusnya menurut anjuran dokter tiap umurnya bertambah 5 tahun (umur 5, 10, 15, 20 sampai umur 25 tahun) dia harus dioperasi untuk mengganti shunting, semacam pipa untuk mengeluarkan cairan di kepala. Ternyata sampai sekarang tidak pernah memakai shunting apalagi dioperasi.

Dokter juga menyarankan agar disekolahkan di SLB saja. Tetapi ternyata dia bisa mengikuti di sekolah umum dan bisa masuk rengking 10 besar. Ya, meskipun dengan resiko diejek teman-teman di sekolahnya karena mempunyai kepala yang besar, yang nggak seimbang dengan tubuhnya.

Sekarang dia malah sudah kerja. Dia juga lagi sibuk menyelesaikan tulisan kisah hidupnya yang akan dibukukan. Kadang kalau dia kumat kesakitan, kami saling ngobrol lewat telepon.

Aku senang juga kenal sama dia, yang sekarang jadi sahabatku. Orangnya punya semangat dan keyakinan yang amat sangat tinggi. Raut wajah, jiwa, dan senyumnya selalu bersinar terang. Orangnya pengertian dan lucu lagi.

Walaupun kami berbeda agama dia sangat-sangat bisa menghargai dan bahkan sering mengingatkan aku agar selalu yakin sama Yang Maha Kuasa.
Read More...