Tuesday 30 June 2009

Buat Apa Berdoa Kalau Sudah Ada Takdir??

Apakah takdir bisa diubah?
Apakah doa bisa mengubah takdir?


Saat sekolah dulu, saya ingat pada pelajaran agama. Diterangkan ada takdir yang bisa diubah dan ada takdir yang tidak bisa diubah. Takdir yang tidak bisa diubah yaitu seperti rezeki, jodoh dan mati. Pernah suatu kali saya menanyakan pada salah satu guru agama saya di SD, ”Mengapa takdir itu tidak bisa diubah?”. Saat itu guru saya menjawab, ”Kalau takdir merupakan ketentuan Allah dan takdir itu merupakan salah satu rukun iman jadi kita harus mempercayainya.” Sebenarnya saat itu saya merasa masih belum puas dengan penjelasan guru saya saat itu, tetapi karena saat itu saya merasa masih banyak yang perlu dipelajari hingga saya merasa nantinya saya juga bisa mampu memahami, saya berhenti menanyakannya. Di SMP, SMA bahkan perguruan tinggi pun ada mata kuliah agama walaupun cuma 2 SKS, saya ketemu kembali dengan pelajaran tentang takdir. Pemahaman dari pelajaran tentang takdir yang saya terima saat itu masih sama seperti pada waktu yang saya terima pada waktu SD.


Sampai suatu kali pada saat saya masih kuliah di Semarang, saya mengalami sesuatu yang penting. Seseorang yang ada di Jakarta yang sebenarnya menurut saya saat itu dia bersalah, seakan-akan seperti membela diri, merasa tidak bersalah dengan tindakannya, dengan mengatakan, ”Kamu percaya takdir nggak sih?”. Jiwa dan hati saya saat itu ingin berteriak. Mengapa suatu kesalahan dianggap suatu takdir yang alih-alih sebagai pembenaran. Sebenarnya bagaimana sih takdir itu? Lalu buat apa berdoa kalau sudah ada takdir? Saya menjadi malu rasanya saat itu, bukan pada orang itu tetapi pada Allah SWT. Ternyata selama ini pemahaman ilmu agama saya cuma berada di permukaan. Padahal kita tahu takdir merupakan salah satu rukun iman Islam. Dasar pondasi ilmu Islam yang seharusnya terlebih dulu kuat, kalau kita memang mengakui sebagai seorang muslim.


Saat itu saya jadi teringat juga dengan kata-kata candaan dari salah seorang teman saya yang kuliah di Al Azhar University, Mesir, yang acara favorit TV-nya yaitu Adzan Maghrib. ”Buat apa belajar Fisika? Bikin mumet dan ruwet. Makanya belajar tuh Al Quran dan Al Hadist”, kata teman saya saat itu. Teman saya itu sebenarnya sudah memahami benar, kalau temannya ini mungkin adalah salah satu orang yang
dipilih dan diamanahi oleh yang Maha Kuasa untuk mendalami ilmu Fisika yang nantinya akan bisa ikut mengungkap tabir Al Quran dari ilmu Fisikanya dan bermanfaat buat umat, hehe...amin..3x.


Kembali kepada pembahasan takdir lagi ya. Akhirnya mulai saat itu saya berburu mencari ilmu tentang takdir. Saya merasa ada begitu banyak yang belum saya memahaminya, termasuk sampai sekarang pun saya masih merasa masih belum puas. Saya merasa setiap memahami suatu tahap tertentu ternyata masih banyak hal yang belum saya ketahui.


Dari pengajian-pengajian, buku-buku, internet atau orang-orang yang mumpuni dalam hal agama, saya coba hubungi atau bahkan saya datangi. Pernah ada sebuah buku yang belum diterbitkan tapi saya sudah tahu iklannya kalau akan diterbitkan, saya berusaha menghubungi penerbitnya untuk segera mendapatkan bukunya. Sampai-sampai dikira pengusaha toko buku yang mau borong bukunya, padahal cuma mau beli satu buku saja. Perburuan dan semangat ingin tahu saya saat itu jauh melebihi ketika saya sedang menggarap skripsi. Saat itu saya merasa sedang sangat membutuhkan cahaya terang yang seakan-akan saya seperti sedang tersesat berada di hutan belantara yang gelap gulita. Saya makin menyadari manfaat ilmu yaitu sebagai cahaya perjalanan kehidupan kita agar kita bisa termasuk golongan orang yang selamat dan bahagia di dunia ini bahkan sampai di akhirat nanti. Seperti kita tahu Islam berasal dari kata aslama yang berarti selamat. Semoga kita termasuk golongan orang yang selamat dan bahagia di dunia hingga sampai di akhirat, amin...3x.


Selama ini ternyata kita terkukung di dalam pemikiran yang kurang benar atau tepat, yang menurut saya bukan pemikiran seorang islam yang benar-benar islam dan malahan membuat kita jadi tidak maju. Saya baru menyadarinya, mengapa kita khususnya orang Indonesia lebih lambat perkembangannya dibandingkan dengan negara-negara yang maju. Ini terjadi karena salah satu kesalahannya ada di pikiran kita sendiri. Pemikiran yang telah tercipta sejak dulu kala. Pemikiran yang mengatakan misal seperti ”Kalau takdirnya melarat (miskin) ya seumur-umur melarat (miskin), wes nrima wae (dah terima aja).” atau ”nrima ing pandum wae”. Pemikiran-pemikiran atau doktrin-doktrin yang seakan-akan checkmate atau harga mati, yang tidak bisa diubah. Padahal pemikiran yang benar yang berasal dari pemahaman keimanan yang benar pula yang merupakan salah satu unsur pondasi SDM (Sumber Daya Manusia) yang bisa bikin manusia atau suatu bangsa maju.


Nasib seseorang mencerminkan karakter, sementara karakter berasal dari kebiasaan serta tindakannya, dan tindakan berasal dari pikiran yang bermuara dari perasaan. Ilustrasi sederhananya adalah perasaan => pikiran => tindakan => kebiasaan => karakter => nasib. Nasib, karakter, kebiasaan adalah sesuatu yang tampak, sementara pikiran dan perasaan adalah energi kuantum yang tak tampak.


Takdir kita bagaimana nantinya hanya Allah lah yang Maha Mengetahuinya.


Takdir memang ada dua, takdir yang bisa diubah dan takdir yang tidak bisa diubah. Takdir yang bisa diubah yaitu rezeki, jodoh, mati dan lainnya. Takdir yang tidak bisa diubah yaitu takdir jenis kelamin. Kalau seorang laki-laki mengubah jenis kelamin menjadi wanita dengan cara dioperasi pun, ya dia tetap laki-laki juga.


Pada saat kita berumur 4 (empat) bulan berada di dalam kandungan ibu, ditulislah tentang kehidupan kita tentang rezeki, jodoh, mati dan amal. Amal ternyata sudah ditentukan pula selama kita berada di dunia ini. Bagaimana dengan di akhirat nanti jika amal yang sudah tertulis tidaklah cukup untuk timbangan di akhirat? Takdir yang bisa diubah itu dapat diubah dengan cara berdoa, usaha (ikhtiar) dan sodaqah.


”Tidak ada yang menolak takdir kecuali doa”, (H.R Ahmad).


”Allah Menghapuskan apa yang Dia Kehendaki dan Menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul Kitab (Lauh Mamfuzh)”, (Q.S. 13:39).


Sebenarnya banyak hal ayat-ayat alquran atau hadis yang mendukungnya. Nah loh, kita makin bisa lebih beriman dan cinta ma Allah kan? Setelah kita makin lebih mengetahui ilmunya. Kalau Allah Maha Bijaksana, Allah Maha Mengetahui usaha hamba-hambanya dan Allah tidak akan menyia-nyiakan usaha hambanya.


Semoga kita menjadi hamba Allah yang selalu mempunyai semangat beribadah, berusaha, berdoa dan beramal demi kehidupan kita yang makin lebih baik di dunia dan di akhirat, amin...3x.


Maaf, kalau tulisan saya ini ada yang salah atau ada kekeliruannya. Masukan dan kritikan dengan senang hati saya akan menerimanya. Terimakasih.
Read More...

Tuesday 5 May 2009

Perhitungan Manusia Tidaklah Selalu Tepat

Mungkin banyak sebagian orang berpikir kalau sewaktu masa kecilnya pintar karena selalu mendapatkan juara maka besarnya jadi orang hebat. Ya mungkin benar seperti itu pada umumnya. Tetapi perlu diketahui selama masa pertumbuhan banyak faktor atau variabel yang mempengaruhinya. Bukan cuma kecerdasan (IQ) tapi banyak hal yaitu kecerdasan lain dan lingkungan.

Coba kita bayangkan sebuah mobil yang paling canggih balapan melaju dengan sebuah sepeda. Kita pasti sebelumnya berpikir mobillah yang pertama sampai di garis finish. Kenyataan tidak pasti demikian karena perhitungan manusia memang tidak selalu tepat begitu. Mobil yang melaju tidaklah selalu melaju dengan lancar, bisa saja karena suatu kondisi tertentu seperti adanya hambatan pohon besar yang tumbang di tengah jalan. Kita bisa tahu kan kondisi seperti itu bukanlah suatu hambatan bagi orang yang hanya naik sepeda ontel sehingga orang yang memakai sepeda ontel itu dapat mencapai garis finish duluan.
Read More...

Sunday 19 April 2009

Semangat Hidup Sahabatku Yang Hydrocephalus


Beberapa bulan yang lalu, aku dan ibuku berkunjung ke rumah sakit yang paling bagus dan termasuk mahal yang ada di Surabaya. Memasuki rumah sakit itu serasa ada di negeri Cina, habis tamu-tamunya itu isinya kebanyakan orang keturunan Cina. Walaupun mereka bisa berbahasa Indonesia, mereka kebanyakan ngomongnya memakai bahasa mandarin. Aku dan ibuku terkesan dengan orang-orang keturunan Cina di Surabaya. Beberapa kali bertemu dengan mereka, hampir semua tempat di Surabaya, mereka ramah-ramah dan kadang mereka yang menyapa lebih dulu atau yang mengajak ngobrol, memakai bahasa Jawa lagi. Beda banget dengan orang-orang keturunan Cina yang ada di Solo. Itu sih kesan aku sih.

Terdengar suara teriakan cewek agak sedikit manja memanggil-manggil perawat dan sepertinya sangat-sangat membutuhkan sesuatu, tetapi yang dipanggil belum datang-datang. Kebetulan aku berada di dekatnya, aku berusaha menolongnya. Dari situ aku mulai kenalan sama cewek itu.

Cewek itu keturunan Cina, orang Surabaya. Kepalanya sedikit lebih besar dari ukuran tubuhnya. Kurang propsional dengan tubuhnya. Dari ceritanya dia dirawat di rumah sakit itu karena dia menderita penyakit hydrocephalus. Hydrocephalus yaitu penyakit di mana otak terdapat cairan, sehingga adanya tambahan volume cairan kepala menjadi lebih besar. Dia sendiri di sana. Orang tuanya, dua-duanya sudah meninggal. Teman-temannya hampir semua selalu menjenguknya. Kakaknya kerja di Jakarta, cari duit buat biaya pengobatannya.

Kalau dia lagi cerita tentang keajaiban hidupnya, dia kelihatan semangat. Dia merasa sampai umur seperempat abad masih bisa hidup dan bisa beraktivitas karena adanya keajaiban. Keajaiban yang datang dari doa dan keyakinannya yang terus-menerus, termasuk datang dari seluruh teman, kerabat, bahkan beberapa pendeta dari semua gereja yang ada di Surabaya. Aku tahu itu ketika mereka menjenguk temanku itu dan mendoakannya bersama-sama dengan khusyuk.

Dia sebenarnya sudah divonis dokter kalau dia tidak bisa hidup mencapai umur sampai 19 tahun. Seharusnya menurut anjuran dokter tiap umurnya bertambah 5 tahun (umur 5, 10, 15, 20 sampai umur 25 tahun) dia harus dioperasi untuk mengganti shunting, semacam pipa untuk mengeluarkan cairan di kepala. Ternyata sampai sekarang tidak pernah memakai shunting apalagi dioperasi.

Dokter juga menyarankan agar disekolahkan di SLB saja. Tetapi ternyata dia bisa mengikuti di sekolah umum dan bisa masuk rengking 10 besar. Ya, meskipun dengan resiko diejek teman-teman di sekolahnya karena mempunyai kepala yang besar, yang nggak seimbang dengan tubuhnya.

Sekarang dia malah sudah kerja. Dia juga lagi sibuk menyelesaikan tulisan kisah hidupnya yang akan dibukukan. Kadang kalau dia kumat kesakitan, kami saling ngobrol lewat telepon.

Aku senang juga kenal sama dia, yang sekarang jadi sahabatku. Orangnya punya semangat dan keyakinan yang amat sangat tinggi. Raut wajah, jiwa, dan senyumnya selalu bersinar terang. Orangnya pengertian dan lucu lagi.

Walaupun kami berbeda agama dia sangat-sangat bisa menghargai dan bahkan sering mengingatkan aku agar selalu yakin sama Yang Maha Kuasa.
Read More...

Kaya Hati, Bahagia dan Dijamin Masuk Surga

Kedudukan, jabatan, pekerjaan, kekayaan, kecantikan, ketampanan, semua itu bisa hilang sesaat. Orang yang punya pekerjaan yang layak dengan gaji besar, masih muda dan masih kuat, bisa saja dia kehilangan itu dalam sesaat. Bisa saja karena dia terjadi sesuatu yang mengakibatkan nggak bisa kerja lagi. Kekayaan juga bisa hilang sesaat karena bisa saja hangus terbakar atau cuma habis untuk biaya pengobatan. Semua itu cuma titipan, kalau dikasih lebih, itu juga titipan dari Allah.

Sering manusia merasa kagum melihat seseorang yang punya segalanya dari segi materi, pekerjaan, jabatan atau apapun hal-hal keduniawian. Seharusnya jangan melihat segala sesuatu hanya melihat keduniawiannya. Lihatlah hati dan kepribadiannya. Lihatlah dia bagaimana dia bisa menyikapi segala sesuatu hal dalam kondisi apapun sesuai dengan aturan, yaitu agama. Orang kaya belum tentu kaya hati, dan kaya hati ini modal utama kebahagiaan dalam kondisi apapun.

Orang yang punya segalanya di mata manusia belum tentu dia bahagia. Mereka pasti juga punya masalah. Setiap manusia di dalam hidup ini pasti akan mendapatkan cobaan, ujian, masalah dan kesulitan dengan berbagai bentuk dan cara. Yakinlah selalu adanya pertolongan Allah di saat menghadapi masalah yang terasa berat, sulit dan mustahil untuk bisa diselesaikan. Jadi nggak usah iri apalagi dengki, penyakit hati tuh! Kita harus ingat ada yang Maha Kuasa. Yakinlah kalau kita minta sama Allah, kita pasti diberi, tinggal timingnya aja. Allah yang paling tahu dan paling tepat kapan kita akan diberi.

Baik dia itu seorang presiden atau seorang OB (Office Boy) pun, yang penting di dunia ini harus tetap bisa beraktivitas, berkarya dan berkreativitas hal-hal yang positif dan bermanfaat sesuai jalur amanahnya. Jangan merasa sudah punya posisi bagus, eh malah merugikan umat manusia.
Orang baik bisa menjadi penjahat. Penjahat pun bisa berubah jadi orang yang baik. Setiap manusia bisa saja berubah, karena bagi Allah sangatlah mudah membolak-balikan hati manusia. Semoga kita selalu mendapat hidayah dan lindungan dari Allah swt.

Jadi ingat dengan cerita kisah salah satu sahabat nabi Muhammad. Waktu itu nabi berkata, "Saat ini akan berlalu seseorang ahli syurga". Setelah itu ada sahabat nabi yang penasaran mengikutinya sampai ikut menginap dirumahnya 3 hari 3 malam tapi tidak menemukan melakukan suatu hal yang besar dan berharga. Cuma selalu mengucapkan hal kebaikan, bangun tengah malam saja nggak, kecuali ketika dia bangun selalu berdoa dan bertakbir sampai subuh. Lalu sahabat nabi bertanya padanya. Jawabnya "Diriku hanyalah seperti yang kamu lihat, tapi memang tak pernah terbetik dalam hatiku perasaan dengki pada orang-orang muslim yang lain, atau iri terhadap semua yang Allah anugerahkan pada mereka". Abdullah ibn Umar lalu berkata, "Ini dia yang menyebabkan kamu menjadi ahli syurga".

Woow cuma syarat segitu saja bisa jadi ahli syurga. Cuman kita bisa nggak ya? InsyaAllah bisalah. Lawong di dunia ini cuma sementara aja, yang abadi kan di akhirat sono. Makanya sabar dan ikhlas aja. Ok.
Read More...

Thursday 16 April 2009

Kesucian Yang Membawa Kedamaian ( Chastity That Bring Peacefulness)

Kenapa ya, kalau kita lagi nggak enak sama teman, pacar, sahabat, orang tua, bos atau orang dewasa, bawaannya terasa sumpek. Senyum aja terasa berat. Jika demikian, coba deh deketin anak kecil atau bayi yang lagi lucu-lucunya. Biasanya spontanitas kita menjadi tersenyum. Bukankah ini seperti kesucian yang membawa kedamaian?

Sesuatu yang suci, putih, polos, bersih, akan membawa kedamaian. Jika kita mendekat dengan orang-orang yang bersih hatinya, hal itu juga akan membawa pengaruh buat jiwa kita. Karena mereka membawa energi positif yang stabil. Seperti besi, jika berada di sekitar medan magnet maka akan menjadi magnet. Susunan molekul elektron besi itu menjadi lebih terarah.

Buat apa hidup kalau nggak hidup jiwanya? Jiwa bisa mati meski secara fisik hidup. Jiwa butuh makanan juga. Makanan jiwa yaitu berupa dzikir, selalu ingat sama Allah Yang Maha Kuasa.

Di dunia ada yang paling suci, maha suci, yang akan mendatangkan kedamaian yaitu Allah swt. Kalau kita sedang suntuk kemudian mendekati bayi (yang masih suci jiwanya) bisa bikin kita tersenyum, apalagi kalau kita mendekati Yang Maha Suci yaitu Allah swt.

Mendekatkan diri terhadap Allah dengan cara meningkatkan ibadah, seperti dzikir, berdoa, dan lainnya. Masih ingat kan, apakah hakikat hidup di dunia? Ya, hanya untuk beribadah terhadap Allah swt.

Yuk, selalu semangat meningkatkan ibadah, mendekatkan diri dengan Allah, biar jiwa selalu damai.

Tulisan ini buat jiwa-jiwa yang selalu mencari kedamaian.



-----------------------translate------------------------



Chastity That Bring Peacefulness


Why if we don’t well as a friend, boyfriend, friends, parents, boss or adults, feel crowded default. Just smile droop. If so, try to approach a small child or baby is funny. Usually we spontaneity be smiling. Is not this like the sanctity bring peace?

Something pure, white, plain, clean, will bring peace. If we approach people with a clean heart, it also will take effect for our lives. Because they bring that positive energy is stable. Such as iron, when in the vicinity of the magnetic fields will be the magnet. Molecular order of the iron electrons become more effective.

What is the meaning of life if the soul does not have a life? The soul can die, even though the physical life. The soul also needs food. Food of the soul that is the form dzikir (repeatedly chant part of the confession of faith), always remember the God Almighty.

In the world have the most holy, holy omniscient, which will bring peace that is Allah. If we are too late and then approaching the baby (which is still pure soul) can make us smile, especially if we approach the Most Holy is Allah.

Juxtapose themselves against God's way of worship to increase, as dzikir, pray, and others. Are you remember, whether the fact of living in the world? Yes, only for the worship of Allah swt.

Let's go! Always increase the spirit of worship, juxtapose themselves with God, though always peaceful inhabitants.

This created the souls who are always seeking peace.


Read More...

Tuesday 14 April 2009

Aurora



Auroras, sometimes called the northern and southern (polar) lights or aurorae (singular: aurora), are natural light displays in the sky, usually observed at night, particularly in the polar regions. They typically occur in the ionosphere. They are also referred to as polar auroras. In northern latitudes, the effect is known as the aurora borealis, named after the Roman goddess of dawn, Aurora, and the Greek name for north wind, Boreas by Pierre Gassendi in 1621.[1] The aurora borealis is also called the northern polar lights, as it is only visible in the sky from the Northern Hemisphere, the chance of visibility increasing with proximity to the North Magnetic Pole, which is currently in the arctic islands of northern Canada. Aurorae seen near the magnetic pole may be high overhead, but from further away, they illuminate the northern horizon as a greenish glow or sometimes a faint red, as if the sun was rising from an unusual direction. The aurora borealis most often occurs from September to October and from March to April. The northern lights have had a number of names throughout history. The Cree people call this phenomenon the "Dance of the Spirits." Aurorae can be spotted throughout the world. It is most visible closer to the poles due to the longer periods of darkness and the magnetic field.
Read More...

Wednesday 1 April 2009

Andaikan Benda Bisa Bergerak di Atas Kecepatan Cahaya


Impian biasanya datang dari keinginan yang bisa saja terjadi atau mustahil bisa terjadi. Yakinlah, segala sesuatu tidak ada yang mustahil di dunia ini, kalau Allah sudah menghendaki maka terjadilah. Karena salah satu sifat Allah yaitu Yang Maha Berkehendak.

Masih ingat kan cerita kisah Nabi Sulaiman tentang saat pemindahan istana ratu Balqis yang dipindahkan di dalam istana Nabi Sulaiman dalam waktu sebelum kejapan mata Nabi Sulaiman. Tanpa merusak bentuk istananya yang dipindahkan. Bukan bangsa jin yang melakukan tapi manusia ahli kitab yang melakukannya dengan ilmunya. (Q.S 27:40). Kitab yang digunakan pada masa itu yaitu kitab taurat & zabur. Apalagi kalau menggunakan kitab Alquran ya, yang merupakan salah satu mukjizat Rasul saw.

Pernah nonton film startrek. Di situ ada mesin pengiriman manusia ke tempat yang dituju, dalam waktu yang super duper cepat. Andai sekarang sudah ada ya? Pasti sangat bermanfaat buat kita. Biasanya penemuan iptek terinspirasi dari dalam film-film seperti itu, termasuk dari film-film seperti James Bond.

Dalam ilmu sains (yang saya tahu), memang ada benda yang bergerak di atas kecepatan cahaya yaitu sekitar 3x10^8 m/s. Jika berupa benda zat padat, maka zat padat yang bergerak di atas kecepatan cahaya akan mengalami perubahan fase dan kembali fase semula. Sebenarnya simbah Einstein dulu juga sudah mulai merintis rumusan teoritiknya, yang terkenal itu, E = m c^2.

Andai saja ada yang bisa lebih mengungkapkan kejadian-kejadian di atas dan terus bisa diaplikasikan buat manusia pasti sangat bermanfaat. Di bidang transportasi sangat efisien waktu dan segala hal. Di bidang kesehatan orang yang sakit, misal suatu penyakit dapat dipindahkan ke luar tubuh tanpa perlu pembedahan atau operasi.

Memang sih kalau pemindahan penyakit ke luar tubuh sudah ada yang bisa melakukan oleh beberapa alternatif pengobatan. Tapi mana bisa kita bedain mana yang memakai bantuan jin atau nggak. Biasanya kalau yang memakai bantuan jin kan cenderung musyrik. Untuk menjaga iman agar tetap bersih sebaiknya hindari saja, kata beberapa ahli agama.

Dulu manusia berpikir mustahil kalau bisa ngobrol dan melihat orang di tempat yang jauh. Mereka-mereka yang sebelumnya nggak punya ilmunya, berpikir kalau bisa seperti itu karena ada bantuan jin atau musyrik. Sudah deh kalau sudah mikir kayak gitu (apa-apa sudah divonis dengan bantuan jin) nggak mau memikirkan apa, kenapa, mengapa, bagaimana, bisa terjadi suatu hal & bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat, bagaimana bisa menjadi maju nantinya. Sekarang dengan berkembang pesatnya pengetahuan sains dan teknologi, kita sangat mudah sekali berkomunikasi & bersilahturahim dengan teman-teman di tempat jauh sekalipun dengan memakai hp, apalagi ada fasilitas 3G atau bahkan sekarang 4G. Sesuatu yang sebelumnya dianggap mustahil kan?

Sebenarnya masih banyak ilmu pengetahuan yang bisa digali di dalam Alquran. Dengan membaca Alquran, memahami, dan mengaplikasikan di semua bidang akan sangat bermanfaat buat kehidupan kita di dunia bahkan sampai di akhirat. Kita tiap hari sudah rajin baca Alquran berapa berapa jam ya??
Read More...

Friday 27 March 2009

*Kenapa Kok Seperti Dicuekin Ya?*


Dulu, setelah aku begitu lama berkutat di laboratorium kampusku, aku ma temanku Niken punya acara refreshing, "nglayap" atau silaturahim ke teman-teman. Dari Solo, aku ma Niken brkendaraan pakai motorku ke Semarang. Setelah berhehahehe ma teman-teman yang ada di Tembalang, banyumanik dan pleburan, Semarang, kami melaju ke Solo lagi. Di solo kami mampir bentar, trus langsung ke jogja. Nah di jogja ini, kesempatan kami ketemu ma fans-fans kami, eh teman-teman, hehehe. Setelah ketemu teman-teman kami, aku jadi ingat sama satu cewek temanku yang ada di jogja juga, yang sudah bertahun-tahun lamanya kami dah nggak ketemu lama. Aku merasa kangen banget ma temanku itu, dan pengen tahu semua kabar atau cerita-ceritanya. Dengan berbagai cara gunain teknologi gelombang elektromagnetik, akhirnya aku dapatin nomer hp temanku itu dari teman lama juga yang ada di kota lain.


Dari pagi sampai malam, aku selalu-selalu berusaha menghubunginya tapi nggak ngobrol-ngobrol apalagi ketemu. Kadang terdengar suara nyambung tapi kalau diangkat, berkali-kali katanya bukan temanku itu tapi teman kosnya. Karena dah berhari-hari ada di jogja, malam itu kami pulang ke Solo. Sepanjang perjalanan kami slalu berusaha positif thinking, meskipun kadang muncul pertanyaan di benak kami, kenapa kok seperti dicuekin ya? Anyway, saat itu, kami dah merasa puas, menghilangkan kepenatan-kepenatan yang ada di lab dan semua tugas kampus.


Sesampai di rumah, aku merasa ingat sesuatu yang pernah aku baca yang berhubungan dengan masalah itu. Akhirnya aku nemuin bukunya.


Ada seseorang laki-laki yang tengah berkunjung kepada saudaranya di sebuah desa yang lain. Kemudian Allah menurunkan malaikat untuk menghadangnya di tengah jalan. Ketika orang itu sampai di hadapan malaikat itu. Malaikat itu pun bertanya kepadanya, "kemanakah kamu akan pergi?" orang itu menjawab "Aku mau mengunjungi saudaraku yang bertempat tinggal di desa ini." malaikat itu bertanya lagi, "Apakah ada sesuatu kenikmatan dari saudaramu yang telah dia berikan kepadamu?" orang itu menjawab, "Tidak, hanya karena aku mencintainya karena Allah," malaikat itu lalu berkata, "Sesungguhnya aku adalah utusan Allah untuk menemuimu, dalam rangka menyampaikan pesan bahwa Allah sungguh mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu itu." (HR. Muslim).


Setelah membaca itu, aku pun tersenyum dan tetep positif thinking...


Read More...